Tempat Berkiprahnya Penggiat & Mereka yang Peduli Peningkatan Minat Baca dan Budaya Literasi

Terima kasih atas kesediaan Anda mengunjungi website Alfateta. Kehadiran anda menunjukkan kepedulian Anda terhadap dunia literasi Indonesia. Sebagaian dari Anda mungkin sudah tidak asing dengan Alfateta, Sebagian mungkin baru mengenal.

Dengan ini kami memperkenalkan Alfateta Literasi Indonesia. Alfateta bergerak di bidang pelatihan dan pemberdayaan SDM  berbasis mind power dan literasi. Badan hukum kami PT perorangan, namun kegiatan kami umumnya banyak bersifat semi bisnis atau semi sosial.

Kami telah memberikan pelatihan pada puluhan ribu orang di seluruh Indonesia. Tahun 2007 kami mulai memberikan pelatihan  mind power pada belasan ribu orang di seluruh Indonesia. Namun sejak 2017, kami fokus memberikan pelatihan SSR (Super Speed Reading). Dan kemudian kami kembangkan menjadi SSRA (Super Speed Reading Alfateta). Jika SSR berfokus pada pelatihan baca cepat saja, SSRA berpokus pada penjaminan peningkatan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%, dengan strategi dan komitmen Bersama antara sekolah dan Alfateta.

 

Mengapa kami fokus pada pelatihan baca cepat? Karena menurut World Most Literate dan Unesco, Indonesia masuk negara paling malas baca di dunia.  Sampai sekarang pun angka itu tidak jauh berbeda. Sejak dulu sampai sekarang kita tetap negara paling malas baca di dunia? Padahal kita adalah negara pemilik perpustakaan No. 2  terbanyak di dunia.

Kesalahan pemerintah adalah kita tidak pernah melakukan tindakan yang luar biasa. Kita tetap menggunakan cara yang konvensional, yakni memperbanyak buku. Pengalaman kami mengajarkan SSRA, ternyata persoalan kita bukan kurang buku, atau kurang perpustakaan, tapi rendahnya kecepatan membaca bangsa kita.. Mengapa kecepatan membaca bangs akita rendah? Karena setelah SD kita tidak lagi diajarkan cara membaca cepat, benar dan efektif.

Kami menemukan teori tentang minat baca. Kecepatan membaca berbanding lurus dengan minat baca. Makin tinggi kecepatan membaca, semakin tinggi bukan saja minat baca, tapi pemahaman kita terhadap bahan bacaan. Sebaliknya juga benar, minat baca dan pemahaman yang sulit karena kecepatan membaca kita rendayh.

Jadi Alfateta sangat meyakini, dengan meningkatkan kecepatan membaca, maka minat baca kita akan naik sampai 1000%. Kami sudah mencoba menyampaikan konsep ini kepada pemerintah, namun ya seperti kita ketahui tidak mudah untuk berurusan dengan pemerintah, apalagi kita mendikte atau memberikan masukan. Pemerintah selalu berbicara data atau statistic, padahal mengumpulkan data dan statistik, itu bukan tanggung jawab Alfateta, tapi justru pemerintah, karena mereka yang punya anggaran. Tugas kami menemukan metode SSRA, mengajarkannya kepada siswa dan membuktikan hasilnya.


Kami sudah menyurati berkali-kali kementerian pendidikan dan Perpusnas bahkan sampai presiden, agar bersedia menyikapi dengan serius rendahnya minat baca ini dan kita segera berubah untuk menggunakan cara yang luar biasa. Namun prinsip kami, kami tidak akan menunggu rangkulan pemerintah, kami tetap bekerja sekalipun harus   swakarsa, swadaya, dan swadana.

Sambil berjalan kami terus meminta bantuan pemerintah, CSR BUMN dan swasta serta para donatur untuk membantu aktivitas kami dalam meningkatkan minat baca, kegemaran membaca, dan budaya literasi.

Beberapa kegiatan yang akan kami lakukan adalah:

  1. Melakukan survei kepada siswa SD, SMP, SMA tentang berapa kecepatan membaca mereka? Ini dapat dilakukan oleh para relawan kami di seluruh indonesia. Kegiatan melakukan survei ke sekolah sekolah ini membutuhkan pembiayaan transportasi dan konsumsi para relawan kami di seluruh indonesia.
  2. Para relawan akan mengirimkan kepada kami laporan mengenai kecepatan membaca siswa yang telah mereka kunjungi. Hasil survei yang mereka lakukan akan kami analisis untuk ditentukan tindak lanjutnya.
  3. Siswa yang sudah mengikuti tes kecepatan membaca dan mendapatkan pelatihan dasar di sekolah di seluruh indonesia, dapat mengikuti pelatihan lanjutan SSRA tingkat madya dan tingkat mahir.
  4. Bagi sekolah yang belum bersedia untuk dilakukan pelatihan, madya dan mahir untuk meningkatkan minat dan kecepatan membaca, sekolah dapat mengirimkan perwakilan ke pelatihan massal yang diselenggarakan oleh Alfateta yang biayanya diperoleh dari  donatur, CSR atau pemerintah.
  5. Kesediaan relawan membantu kami tanpa perhitungan, akan kami pertimbangkan untuk menjadi calon asisten trainer dan trainer pratama serta trainer madya Alfateta. Sedangkan sekolah yang ingin seluruh siswanya mengikuti pelatihan SSRA dari tingkat dasar, madya dan mahir, Dapat mengajukan permintaan khusus kepada alfateta untuk diberikan pelatihan.
  6. Syarat mengikuti pelatihan secara khusus, Di antaranya mengikuti pelatihan secara swakarsa, swadaya, dan swadana, apabila tidak ada sponsor. Sekolah dapat mengupayakan dana mandiri, atau sekolah bisa meminta bantuan kepada CSR. Alfateta siap membantu mendapatkannya. Syarat kedua, siswa dan kepala sekolah, harus   menandatangani komitmen untuk bersama Alfateta melakukan pendampingan, monitoring, dan pelaporan sampai siswa mampu membaca di atas 100% bahkan 1000%. Alat ukurnya adalah mampu membaca minimal 12 -52 buku per tahun, berkunjung minimal 12 kali ke perpustakan dalam setahun, dan memiliki kecepatan membaca di atas 300-1000 kpm.
  7. Seluruh siswa yang telah mengikuti pelatihan SSRA Dasar, Madya dan Mahir akan disertakan dalam kompetisi pembaca cepat yang diselenggarakan antar sekolah di tingkat kabupaten kota provinsi dan nasional. Jika aktivitas ini diselenggarakan di seluruh sekolah di Indonesia, dan bagi yang tidak mampu pelaksanaannya dibantu oleh para CSR, donatur, dan  pemerintah, maka yakinlah kita akan mampu Meningkatkan bukan saja minat baca, tapi kegemaran membaca dan budaya literasi. Dan kami yakin keberhasilan ini, kita akan melesat menjadi negara dengan literasi terbaik di dunia, mengalahkan Asen, Asia, bahkan mampu bertarung Speed Reading Competition di tingkat dunia.

Sehubungan dengan itu kami mengundang anda:
  1. Menjadi donatur dan sponsor pada kegiatan survei dan pelatihan dasar di seluruh sekolah terdekat Anda.
  2. Menjadi Sekolah peserta survey dan pelatihan SSRA. Sekolah dapat mengajukan permintaan untuk mendapatkan survei serta pelatihan SSRA Dasar. Kami akan mengirimkan relawan kami untuk melakukan aktivitas survei dan pelatihan Dasar. Mereka yang telah mendapatkan pelatihan Dasar dan survei di sekolah-sekolah, dapat menyelenggarakan pelatihan SSRA tingkat madya dan mahir di sekolahnya masing-masing.  Jika tidak maka dapat mengirimkan perwakilan siswa yang sudah mendapatkan pelatihan dasar ke pelatihan massa yang dibiayai oleh CSR atau pemerintah.
  3. Menjadi relawan dan calon trainer Alfateta. Kepada relawan yang tidak hitung-hitungan untuk membantu Alfateta dan negara melaksanakan kegiatan survey dan pelatihan dasar, Alfateta mempertimbangkan Anda Bergabung dalam Germenbali (Gerakan Revolusi Mental Berbasis Literasi), dan Gesetra (Gerakan Sejuta Trainer dan Motivator) Alfateta. Apabila Alfateta mendapatkan sponsorship, bantuan pemerintah atau CSR,  anda adalah prioritas untuk kami berikan honor, sesuai RAB terlampir. RAB Ini tidak berlaku mutlak,  Bisa lebih kecil bisa lebih besar. RAB Ini diajukan kepada Dewan Bahasa sebagai pihak yang membuka kesempatan dana literasi untuk penggiat literasi 2024. Jika disetujui maka kegiatan baru akan dilakukan sekitar bulan juli agustus. Jika tidak disetujui, maka kita akan mencari dana alternatif lain.
  4. Para relawan yang berprestasi, bukan saja akan kami berikan honor, tapi kami calonkan menjadi asisten trainer atau calon trainer Alfateta di seluruh indonesia. Anda akan kami berikan Kesempatan menjadi trainer pratama, trainer madya dan trainer senior Alfateta.

Jika berminat dan bersedia menjadi relawan Alfateta untuk pelatihan SSRA, silakan anda klik tombol di bawah ini dan bergabung di dalam grup WA khusus Germenbali dan Gestra. Dalam grup ini akan kita informasikan dimulainya aktivitas Germenbali.

Mengapa kami fokus pada pelatihan baca cepat? Karena menurut World Most Literate dan Unesco, Indonesia masuk negara paling malas baca di dunia.  Sampai sekarang pun angka itu tidak jauh berbeda. Sejak dulu sampai sekarang kita tetap negara paling malas baca di dunia? Padahal kita adalah negara pemilik perpustakaan No. 2  terbanyak di dunia.

Kesalahan pemerintah adalah kita tidak pernah melakukan tindakan yang luar biasa. Kita tetap menggunakan cara yang konvensional, yakni memperbanyak buku. Pengalaman kami mengajarkan SSRA, ternyata persoalan kita bukan kurang buku, atau kurang perpustakaan, tapi rendahnya kecepatan membaca bangsa kita.. Mengapa kecepatan membaca bangs akita rendah? Karena setelah SD kita tidak lagi diajarkan cara membaca cepat, benar dan efektif.

Kami menemukan teori tentang minat baca. Kecepatan membaca berbanding lurus dengan minat baca. Makin tinggi kecepatan membaca, semakin tinggi bukan saja minat baca, tapi pemahaman kita terhadap bahan bacaan. Sebaliknya juga benar, minat baca dan pemahaman yang sulit karena kecepatan membaca kita rendayh.

Jadi Alfateta sangat meyakini, dengan meningkatkan kecepatan membaca, maka minat baca kita akan naik sampai 1000%. Kami sudah mencoba menyampaikan konsep ini kepada pemerintah, namun ya seperti kita ketahui tidak mudah untuk berurusan dengan pemerintah, apalagi kita mendikte atau memberikan masukan. Pemerintah selalu berbicara data atau statistic, padahal mengumpulkan data dan statistik, itu bukan tanggung jawab Alfateta, tapi justru pemerintah, karena mereka yang punya anggaran. Tugas kami menemukan metode SSRA, mengajarkannya kepada siswa dan membuktikan hasilnya.

Kami sudah menyurati berkali-kali kementerian pendidikan dan Perpusnas bahkan sampai presiden, agar bersedia menyikapi dengan serius rendahnya minat baca ini dan kita segera berubah untuk menggunakan cara yang luar biasa. Namun prinsip kami, kami tidak akan menunggu rangkulan pemerintah, kami tetap bekerja sekalipun harus   swakarsa, swadaya, dan swadana.

Sambil berjalan kami terus meminta bantuan pemerintah, CSR BUMN dan swasta serta para donatur untuk membantu aktivitas kami dalam meningkatkan minat baca, kegemaran membaca, dan budaya literasi.

Beberapa kegiatan yang akan kami lakukan adalah:

  1. Melakukan survei kepada siswa SD, SMP, SMA tentang berapa kecepatan membaca mereka? Ini dapat dilakukan oleh para relawan kami di seluruh indonesia. Kegiatan melakukan survei ke sekolah sekolah ini membutuhkan pembiayaan transportasi dan konsumsi para relawan kami di seluruh indonesia.
  2. Para relawan akan mengirimkan kepada kami laporan mengenai kecepatan membaca siswa yang telah mereka kunjungi. Hasil survei yang mereka lakukan akan kami analisis untuk ditentukan tindak lanjutnya.
  3. Siswa yang sudah mengikuti tes kecepatan membaca dan mendapatkan pelatihan dasar di sekolah di seluruh indonesia, dapat mengikuti pelatihan lanjutan SSRA tingkat madya dan tingkat mahir.
  4. Bagi sekolah yang belum bersedia untuk dilakukan pelatihan, madya dan mahir untuk meningkatkan minat dan kecepatan membaca, sekolah dapat mengirimkan perwakilan ke pelatihan massal yang diselenggarakan oleh Alfateta yang biayanya diperoleh dari  donatur, CSR atau pemerintah.
  5. Kesediaan relawan membantu kami tanpa perhitungan, akan kami pertimbangkan untuk menjadi calon asisten trainer dan trainer pratama serta trainer madya Alfateta. Sedangkan sekolah yang ingin seluruh siswanya mengikuti pelatihan SSRA dari tingkat dasar, madya dan mahir, Dapat mengajukan permintaan khusus kepada alfateta untuk diberikan pelatihan.
  6. Syarat mengikuti pelatihan secara khusus, Di antaranya mengikuti pelatihan secara swakarsa, swadaya, dan swadana, apabila tidak ada sponsor. Sekolah dapat mengupayakan dana mandiri, atau sekolah bisa meminta bantuan kepada CSR. Alfateta siap membantu mendapatkannya. Syarat kedua, siswa dan kepala sekolah, harus   menandatangani komitmen untuk bersama Alfateta melakukan pendampingan, monitoring, dan pelaporan sampai siswa mampu membaca di atas 100% bahkan 1000%. Alat ukurnya adalah mampu membaca minimal 12 -52 buku per tahun, berkunjung minimal 12 kali ke perpustakan dalam setahun, dan memiliki kecepatan membaca di atas 300-1000 kpm.
  7. Seluruh siswa yang telah mengikuti pelatihan SSRA Dasar, Madya dan Mahir akan disertakan dalam kompetisi pembaca cepat yang diselenggarakan antar sekolah di tingkat kabupaten kota provinsi dan nasional. Jika aktivitas ini diselenggarakan di seluruh sekolah di Indonesia, dan bagi yang tidak mampu pelaksanaannya dibantu oleh para CSR, donatur, dan  pemerintah, maka yakinlah kita akan mampu Meningkatkan bukan saja minat baca, tapi kegemaran membaca dan budaya literasi. Dan kami yakin keberhasilan ini, kita akan melesat menjadi negara dengan literasi terbaik di dunia, mengalahkan Asen, Asia, bahkan mampu bertarung Speed Reading Competition di tingkat dunia.

Sehubungan dengan itu kami mengundang anda:

  1. Menjadi donatur dan sponsor pada kegiatan survei dan pelatihan dasar di seluruh sekolah terdekat Anda.
  2. Menjadi Sekolah peserta survey dan pelatihan SSRA. Sekolah dapat mengajukan permintaan untuk mendapatkan survei serta pelatihan SSRA Dasar. Kami akan mengirimkan relawan kami untuk melakukan aktivitas survei dan pelatihan Dasar. Mereka yang telah mendapatkan pelatihan Dasar dan survei di sekolah-sekolah, dapat menyelenggarakan pelatihan SSRA tingkat madya dan mahir di sekolahnya masing-masing.  Jika tidak maka dapat mengirimkan perwakilan siswa yang sudah mendapatkan pelatihan dasar ke pelatihan massa yang dibiayai oleh CSR atau pemerintah.
  3. Menjadi relawan dan calon trainer Alfateta. Kepada relawan yang tidak hitung-hitungan untuk membantu Alfateta dan negara melaksanakan kegiatan survey dan pelatihan dasar, Alfateta mempertimbangkan Anda Bergabung dalam Germenbali (Gerakan Revolusi Mental Berbasis Literasi), dan Gesetra (Gerakan Sejuta Trainer dan Motivator) Alfateta. Apabila Alfateta mendapatkan sponsorship, bantuan pemerintah atau CSR,  anda adalah prioritas untuk kami berikan honor, sesuai RAB terlampir. RAB Ini tidak berlaku mutlak,  Bisa lebih kecil bisa lebih besar. RAB Ini diajukan kepada Dewan Bahasa sebagai pihak yang membuka kesempatan dana literasi untuk penggiat literasi 2024. Jika disetujui maka kegiatan baru akan dilakukan sekitar bulan juli agustus. Jika tidak disetujui, maka kita akan mencari dana alternatif lain.
  4. Para relawan yang berprestasi, bukan saja akan kami berikan honor, tapi kami calonkan menjadi asisten trainer atau calon trainer Alfateta di seluruh indonesia. Anda akan kami berikan Kesempatan menjadi trainer pratama, trainer madya dan trainer senior Alfateta.

Jika berminat dan bersedia menjadi relawan Alfateta untuk pelatihan SSRA, silakan anda klik tombol di bawah ini dan bergabung di dalam grup WA khusus Germenbali dan Gestra. Dalam grup ini akan kita informasikan dimulainya aktivitas Germenbali. .33

Scroll to Top