Manusia dengan kecerdasannya bisa meramalkan masa depan. Futuris John Naisbit (Megatrend 2000) dan Alvin Toffler (Future Shock), membuktikan prediksi mereka benar. Novel Contagion sudah meramalkan terjadinya pandemic Covid. Apakah ramalan Ghost Fleet Indonesia akan bubar 2030, bisa terjadi? Dunia Pendidikan kita bisa menjadi indikator.
Saya Bambang Prakuso, CEO (Chief Executive Officer) Alfateta Literasi Indonesia, dan trainer utama Mind Power dan Ilmu SSRA (Super Speed Reading Alfateta). Alfateta adalah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM berbasis Literasi dan Mind Power. Bisi dan Missi Kami adalah INDONESIAN DREAM (terciptanya masyarakat yang cerdas, mandiri, sejahtera, dan berakhlak)
Indonesia bubar atau tidak di tahun 2030, tergantung pemerintah, sekolah,masyarakat, dan para orangtua murid. Apakah akan membiarkan minat baca, budaya literasi, dan mutu pendidikan kita tetap terendah di dunia? Ini adalah fakta yang terjadi sekalipun kita sudah gonta ganti menteri pendidikan dan presiden.
Kami telah menyurati Menteri Pendidikan Nadiem Makarim 14 kali, tidak pernah dibalas. Surat ke 13 kami ke Presiden Jokowi didisposisi ke Kemenko PMK . Tgl 20 Agustus 2023 kami diberi kesempatan ikut Rakor Kementerian Teknis di bawah Kemenko PMK, mempresenasikan SSRA di depan 10 lembaga negara yang terkait literasi. Walau mendapatkan aplaus, tapi setelah rakor tidak ada tindak lanjut.
Hal yang sama ketika kami presentasi di Dewan Bahasa Kementerian Pendidikan, juga tidak ada tindak lanjut.
Terakhir kami surati Presiden Prabowo Subianto. Kembali kami diminta presentasi di PMK bulan Desemer 2024 . Setelah menunggu lama, jangankan mengajak duduk bersama mengatasi masalah minat baca kita yang sangat parah, mendukung secara moril pun pemerintah tidak bersedia.
Kesimpulan kami, jangan pernah berharap minat baca akan naik secara luar biasa di negara kita. Terbukti dari menteri ke menteri, bahkan dari presiden ke presiden, minat dan kecepatan membaca serta mutu pendidikan kita tetap terendah di dunia.
Pemerintah bukan cuma tidak punya cara luar biasa untuk mengatasi rendahnya minat baca dan budaya literasi, tapi juga tidak punya kamauan. Jika masyarakat, sekolah, orangtua juga tidak peduli, maka sangat mungkin Indonesia dalam bahaya. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Bangsa kita bukan saja tidak kreatif se Asia Tenggara, tapi juga tidak produktif. Gagasan para pemimpinnya biasa saja, yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang sulit maju.
Bahaya jika kita mengabaikan minat baca dan budaya literasi:
Indonesia bubar tahun 2030 akan terjadi jika masyarakat kita bodoh, rakyatnya tidak punya pekerjaan, dan kemiskinan mewarnai kondisi bangsa ini.
Pemerintah, Sekolah, atau Orangtua harus segera menerapkan strategi SSRA (Super Speed Reading) untuk meningkatkan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%. Jika hanya 100% kita akan kalah. Ini adalah alasannya:
SSRA bukan sekadar baca cepat, tapi adalah strategi. Apabila strategi ini dipenuhi, maka kami bisa menggaransi, peningkatan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%.:
Anda sebagai orangtua , tidak bisa diam saja. Anda hanya punya 3 pilihan
Sebenarnya biaya ini bisa diusahakan jika ada kemauan. Masalahnya kita memang tidak ingin atau tidak berminat meningkatkan minat baca dan budaya literasi kita. Kalau ada kemauan, dana bisa dicari dari mana saja. Beberapa kepala sekolah yang mengetahui kegiatan ini baik, dapat mengatasi pembiayaan ini dengan cepat. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Tidak satu jalan ke roma kata pribahasa.
Seharusnya daripada digunakan Rakor atau Raker Cara Mengingkatkan MInat Baca, tapi minta baca tidak pernah naik, dana peningkatan minat baca dan budaya literasi itu dapat dialokasikan ke pelatihan SSRA. Hasilnya jelas.
Sebenarnya salah satu alokasi dana BOS adalah untuk literasi. Tapi tidak pernah dialokasikan untuk literasi. Kalau pun ada untuk beli buku. Untuk apa beli buku, jika siswa tidak mengerti cara membaca buku. Perpustakaan digital kini juga ada.
Sekolah bisa meminta bantuan dana CSR untuk kegiatan ini. Atau CSR dapat mengubah alokasi dana untuk beasiswa menjadi pelatihan SSRA. Beasiswa per anak setahun Rp 12 juta. Ini bisa dijadikan biaya untuk melatih 100 siswa.
Banyak orangtua yang mampu sebenarnya membiayai pelatihan untuk 1 sekolah. Halini jadi kebanggaan sendiri. Ini hanya perlu pendekatan kepala sekolah kepada anak, dan anak kepada orangtuanya yang mampu untuk membantu pengadaan pelatihan ini.
Pengadaan pelatihan SSRA ini bisa tidak perlu begantung pada pemerintah pusat. Yahukomo Papua misalnya pernah mengundang kami atas biaya pemerintah daerah setempat. Hal ini bisa dilakukan oleh pemda lainnya.
Bekerjasama dengan OSIS, sponsor dapat memberikan biaya penyelenggaraan pelatihan ini. Alfaeta dapat membantu penulisan proposal untuk CSR atau sponsorship agar bersedia membiayai pelatihan ini. Asal siswa mau saja.
Peralatan Tulis
Buku Bacaan
Piminan dan Staf Bank Indonesia Lhokseumawe
Banyak sekolah yang gagal meningkatkan minat baca dan budaya literasinya. Setelah ditelusuri akhirnya mereka mengaku, angkat tangan meningkatkan budaya baca karena tidak ada anggaran. Ini sulit dipahami karena dana literasi ada. Sekolah lebih memilih memungut jutaan rupiah untuk pikinik daripada swadana puluhan ribu saja untuk meningkatkan budaya literasi.
Jika sudah demikian, masih adakah jalan keluar memberdayakan literasi kita? Kita mungkin masih bisa berharap sedikit jika ada kesadaran dan komitmen guru untuk meningkatkan minimal 1 literasi saja. Jika pemerintah bahkan melalui dunia pendidikan, sudah tidak bisa diharapkan, maka kita masih punya sedikit harapan yakni meminta bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dan donatur yang punya kepedulian terhadap masa depan generasi muda kita.
Berikut ini adalah proposal CSR. Jika Anda donatur peduli literasi, CSR, dilakan download proposal ini. Jika Anda Event Organizer atau Marketing, silakan download dan bagikan proposal ini secara resmi ke pejabat CSR dan donatur. oh ya bisa juga diberikan kepada anggota DPR yang memiliki dana aspirasi, calon bupati, gubernur, atau pejabat daerah yang mau menjadikan program Literasi sebagai bagian dari program andalan pemenangannya.
Untuk permintaan proposal CSR silakan klik tombol, Anda akan terarah ke no HP Bambang Prakuso CEO Alfateta. Perkenalkan nama Anda, jabatan dan domisili. Kita bicarakan rencana mencerdaskan kehidupan bangsa.
Alfateta menerima banyak testimoni baik tertulis maupun tidak tertulis. Jumlahnya ada ratusan. Hanya sebagian kecil saja yang bisa kami muat.Hanya yang mewakili saja.
2,345 Rating
SSRA singkatan Super Speed Reading Alfateta. SSRA bukan sekadar pelatihan baca cepat, tapi juga memberikan garansi kepada siswa mampu meningkatkan minat dan kecepatan membacanya sampai 1000% dengan syarat. Syarat yang kami inginkan adalah sekolah mengikuti syarat wajib baca terukur, kompetisi, penguasaan baca cepat, dan berkomitment membantu Alfateta menugaskan siswa, sebagai perpanjangan tangan kami di sekolah.
Untuk peserta perorangan, jaminan ada pada peserta sendiri. Karena kami tidak dapat memonitoring, menugaskan, atau mengukur peningkatan membaca peserta perorangan. Tetapi bila komunitas, seperti sekolah, sepanjang guru dan sekolah berkomitmen kami dapat memberikan jaminan. Pengertian 1000% adalah 10 kali lipat dari indeks sebelum pelatihan. Misal dari 0 buku jadi 10 buku.
Setiap kemampuan peserta berbeda. Ada yang cepat menangkap, ada yang lambat. Karena itu, Alfateta memandang tidak cukup hanya sekedar pelatihaan sesaat, tetapi pihak sekolah dan Alfateta harus bekerjasama menugaskan, mengukur, memantau, mendampingi, sampai melaporkan hasil yang diperoleh siswa setelah ikut pelatihan SSRA.
Alfateta memberikan 2 alternatif, apakah sekolah cukup dengan sekali pelatihan, atau sekolah ingin kami melakukan pendampingan sampai kemampuan dan minat baca siswa naik secara drastis. Semua berpulang pada sekolah.
Garansi hanya berlaku jika pimpinan komunitas dapat bekerjasama dengan Alfateta untuk mendisiplinkan anggotanya. Seperti mengerjakan tugas, membuat mind mapping, presentasi, mengitikui secara aktif grup WA. Dan siswa wajib mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir tanpa ada yang tertinggal. Guru bertugas menugaskan siswa membaca, siswa bertugas melaksanakan tugas, dan mengukur perkembangan minat bacanya, Sedangkan Alfateta melakukan pendampingan, monitoring dan pelaporan kepada sekolah, orangtua, dan dinas pendidikan masing-masing.
Ada 3 yang diukur dari peningkatan minat dan kecepatan membaca. Pertama, jumlah buku yang dibaca siswa, target kami naik dari 0 buku/tahun sampai minimal 10 buku/tahun. Kecepatan membaca minimal naik mencapai minimal 450 kpm. Jumlah kunjungan perpustakaan naik dari 1-2 kali kunjungan menjadi minimal 10 kunjungan.
Ada 50 judul pelatihan, di antaranya untuk pelajar Cara Raih Nilai A, Mind Mapping, Super Memory, Super Speed Reading, Creative Writing, Studentpreneur, Kiat Melamar Kerja. Untuk perusahaan ada pelatihan change mindset, revolusi karier, hypnotic selling dan Psikotransmiter. Untuk umum ada rahasia dapat modal tanpa jaminan, mind power for healing, dll. Lihat video di atas.
Pelatihan Alfateta telah diikuti pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, guru, dan dosen. Juga para karyawan, ASN, aparat negara, ormas, LSM, organisasi profesional, juga para anak jalanan, fakir miskin, korban bencana alam.
Anda bisa mengikuti public seminar yang diselenggarakan oleh EO Alfateta. Anda juga dapat menyelenggarakan sendiri di kantor atau di sekolah Anda. Ini disebut inhouse training. Jika Anda di daerah, Anda bisa mengikuti pelatihan kelas jauh (melalui media sosial, email, atau webinar).
Silakan hubungi orang yang memperkenalkan pelatihan SSRA ini. Silakan diatur waktu penyelenggaraan dan disepakati biayanya. Untuk pelatihan berdurasi panjang, Pelatih utama yang akan memberikan pelatihan, namun untuk pelatihan berdurasi pendek, akan dilakukan team pelatih kami yang ada di daerah masing-masing, jika sudah ada perwakilan. Jika belum tetap akan dilakukan oleh team pelatih dari pusat. Untuk daerah jabodetabek, kami akan memberikan pelatihan langsung, sedangkan di luar Jabodetabek kami akan menggunakan zoom, kecuali bila pihak penyelenggara menanggung biaya akomodasi dan perjalanan kami PP.
Sangat boleh. Caranya gampang. Anda dapat bergabung bersama kami menjadi master affiliate, marketing executive, event organizer, perwakilan, trainer. Untuk jelasnya mengenai ini dapat dibuka di www.alfateta.id/peluang. Jika Anda pengguna pelatihan, tapi juga ingin menjadi marketing, maka Anda diwajibkan menghubungi orang yang mengenalkan ini, kemudian mendaftar sebagai member www.mitra-alfateta.xyz/username (orang yang kenalkan).
Alfateta memiliki dua jenis pelatihan, Inhouse training dan public.public training. Public training, kami mengundang para siswa, dan tentunya biayanya besar karena memperhitungkan biaya konsumsi dan akomodasi. Untuk biaya yang terjangkau, pelatihan ini disarankan sebagai in house training , yakni kami diundang untuk memberikan pelatihan. Jika sekolah memiliki aula yang besar pelatihan bisa dilakukan 1 kali saja dalam 1 kali saja sehari. Jika sekolah tidak punya aula, maka kami akan menciptakan trainer di daerah masing-masing, untuk memberikan training secara berkala, misalnya dalam 5 atau 6 kali pertemuan barulah pelatihan selesai.
Bisa banget, asal memenuhi syarat, pertama tentu memiliki minat dan idealisme yang tinggi untuk meningkatkan minat baca. Bersedia mengeluarkan biaya untuk mengikuti training, TFT (training for trainer), kemudian mengikuti ujian, mendapatkan sertifikasi, dan lisensi. Trainer wajib membeli buku panduan belajar yang dibagikan kepada peserta minimal 100 buku @ Rp 40.000 tingkat daswar, dan 60.000 tingkat madya dan mahir. Dengan membeli buku dari Alfateta, semua hasil penjualan buku milik trainer, karena saat membeli 100 buku, hak royalti telah dibayar.
Kami Ingin Dijadwalkan Di Sekolah Kami