Manusia dengan kecerdasannya bisa meramalkan masa depan. Futuris John Naisbit (Megatrend 2000) dan  Alvin Toffler (Future Shock), membuktikan prediksi mereka benar.  Novel Contagion sudah meramalkan terjadinya pandemic Covid. Apakah ramalan  Ghost Fleet Indonesia akan bubar 2030, bisa terjadi? Dunia Pendidikan kita bisa menjadi indikator.

Selamat Datang di Website Resmi Alfateta Indonesia

Saya Bambang Prakuso, CEO (Chief Executive Officer) Alfateta Literasi Indonesia, dan  trainer utama Mind Power dan Ilmu  SSRA (Super Speed Reading Alfateta). Alfateta adalah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM berbasis Literasi dan Mind Power. Bisi dan Missi Kami adalah INDONESIAN DREAM (terciptanya masyarakat yang cerdas, mandiri, sejahtera, dan berakhlak)

Indonesia bubar atau tidak di tahun 2030, tergantung pemerintah, sekolah,masyarakat,  dan para orangtua murid. Apakah akan membiarkan minat baca, budaya literasi, dan mutu pendidikan kita tetap terendah di dunia?  Ini adalah fakta yang terjadi sekalipun kita sudah gonta ganti menteri pendidikan dan presiden.

  • Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara paling malas baca di dunia (2016) dan tetap menjadi negara paling malas baca di dunia pada tahun 2018.
  • Skor PISA kita adalah yang terendah di dunia, menunjukkan mutu pendidikan kita yang rendah.
  • Berdasarkan asesmen Alfateta pada 320 siswa SMA di daerah Bogor, ditemukan fakta 87% kecepatan membacanya setera SD, dan tidak ada yang setara dengan SMA.
  • Kecepatan membaca terkait erat dengan pemahaman terhadap bahan bacaan. Ini ada hubungannya dengan pernyataan Mantan Kepala Perpusnas Mohammad Syarif Bando, bahwa siswa kita bisa membaca, tapi hanya 15% yang paham buku yang dibacanya.
  • Apakah rendahnya minat baca dan budaya literasi kita telah menyebabkan skor IQ kita termasuk terendah di dunia, yaitu 78, satu tingkat di atas gorila.

Video Strategi Meningkatkan Minat dan Kecepatan Membaca Sampai 1000%

Bukti Pemerintah Tidak Serius Meningkatkan Minat Baca

Kami telah menyurati Menteri Pendidikan Nadiem Makarim 14 kali, tidak pernah dibalas. Surat ke 13 kami ke Presiden Jokowi didisposisi ke Kemenko PMK . Tgl 20 Agustus 2023 kami diberi kesempatan ikut Rakor Kementerian Teknis di bawah Kemenko PMK, mempresenasikan SSRA di depan 10 lembaga negara yang terkait literasi. Walau mendapatkan aplaus, tapi setelah rakor tidak ada tindak lanjut.

Hal yang sama ketika kami presentasi di Dewan Bahasa Kementerian Pendidikan, juga tidak ada tindak lanjut.

Terakhir kami surati Presiden Prabowo Subianto. Kembali kami diminta presentasi di PMK bulan Desemer 2024 . Setelah menunggu lama, jangankan mengajak duduk bersama mengatasi masalah minat baca kita yang sangat parah,  mendukung secara moril pun pemerintah tidak bersedia.

Kesimpulan kami, jangan pernah berharap minat baca akan naik secara luar biasa di negara kita. Terbukti dari menteri ke menteri, bahkan dari presiden ke presiden, minat dan kecepatan membaca serta mutu pendidikan kita tetap terendah di dunia. 

Pemerintah bukan cuma tidak punya cara luar biasa untuk mengatasi rendahnya minat baca dan budaya literasi, tapi juga tidak punya kamauan. Jika masyarakat, sekolah, orangtua juga tidak peduli, maka sangat mungkin Indonesia dalam bahaya.  Tanda-tanda itu mulai terlihat. Bangsa kita bukan saja tidak kreatif se Asia Tenggara, tapi juga tidak produktif. Gagasan para pemimpinnya biasa saja, yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang sulit maju. 

Segera Selamatkan Masa Depan Anak-anak Kita!

Bahaya jika kita mengabaikan minat baca dan budaya literasi:

  1. Kebodohan. Di era Industri 4.0/5.0 ini, tenaga manusia akan digantikan oleh internet dan robot. Ada 80 juta pekerjaan akan hilang, dan 90 juta pekerjaan baru akan muncul. Jika kita membiarkan anak-anak kita atau generasi muda kita malas membaca, kita akan kalah dengan bangsa  berliterasi tinggi. 
  2.  Pengangguran. BPS merilis, tahun 2024, 10 juta gen Z menganggur. Ini akibat pelajaran sekolah tidak bermanfaat pada saat mereka melamar kerja, bekerja dan berwirausaha. Jika sja sekolah membekali mereka ilmu membaca, mereka dapat mengandalkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka baca di dunia nyata.  Selain itu terbukti puluhan ribu pekerja di PHK akibat perkembangan dunia yang sangat cepat. AI dan robot telah menggantikan tenaga kerja manusia.
  3. Kemiskinan. Lebih dari 1/2 penduduk Indonesia miskin. Bagaimana rakyat bisa membayar pajak jika angka pengangguran dan kemiskinan semakin memperihatinkan. 

Indonesia bubar tahun 2030 akan terjadi jika masyarakat kita bodoh, rakyatnya tidak punya pekerjaan, dan kemiskinan mewarnai kondisi bangsa ini.

Alfateta Memiliki Solusi Mengatasi ini!

Pemerintah, Sekolah, atau Orangtua harus segera menerapkan strategi SSRA (Super Speed Reading)  untuk meningkatkan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%. Jika hanya 100% kita akan kalah. Ini adalah alasannya:

  1. Kita tidak membaca 1 Buku pun Setahun. Thailand tahun 2016 adalah negara no. 59 dari 61 negara paling malas baca di dunia. Indonesia no. 60. Tapi kini indeks literasi Thailand naik 65,1%, Indonesia hanya 0,001%. Apa rahasia Thailand? Wajib Baca dan Mengajarkan Mind Mapping (bagian dari SSRA) 
  2.  Kecepatan Membaca Kita sangat Rendah. Kecepatan Membaca berkaitan dengan minat baca dan pemahaman terhadap bacaan. Alfateta menemukan fakta, dari 320 siswa di suatu SMA di Bogor, 78% kecepatan membacanya setara SD, 13% setara SMP,  tidak ada 1 pun setara SMA. Fakta, ditemukan pelajar SMP belum bisa baca.
  3. Minat dan Pemahaman Rendah. Rumus Minat Baca Alfateta ” Semakin tinggi kecepatan membaca, semakin tinggi minat dan kecepatan membaca. Jadi jika kita tidak menaikkan kecepatan membaca siswa kita, maka sampai kapan pun minat baca dan pemahaman kita terhadap bacaan sangat terendah, dan terendah di dunia.  Sebagai referensi, kecepatan membaca rata-rata siswa kita di bawah 200 kpm. Bahkan ada yang hanya 50 kpm (kata per menit),. Bandingkan dengan China yang mampu 550 kpm bahkan sampai 20.000 kpm. 
  4. Budaya literasi rendah. Jika minat baca dan kecepatan membaca rendah, maka otomatis budaya literasi lain rendah, seperti literasi digital, literasi finansial, literasi numerik, sains dll. 

Terapkan SSRA, Atau Minat Baca kita Tetap Terendah Di Dunia

SSRA bukan sekadar baca cepat, tapi adalah strategi. Apabila strategi ini dipenuhi, maka kami bisa menggaransi, peningkatan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%.:

  1. Asesmen (Assesment). Ini untuk mengetahui jumlah buku yang dibaca siswa dalam setahun, dan berapa kecepatan membaca mereka. Alat test menggunakan buku atau ebook yang sama.
  2. Komitmen.  Pimpinan komunitas (kepala sekolah, guru, dosen, HRD, pimpinan organisasi, dll) memberikan komitmen bekerjasama dengan Alfateta untuk melakukan bimbingan, penilaian, monitoring, dan evaluasi. 
  3. Wajib Baca. Seperti juga negara lain, untuk meningkatkan minat baca, siswa diwajibkan membaca. Wajib baca menciptakan tindakan, kebiasaan dan perilaku membaca.  Kewajiban membaca harus terukur.
  4. Kuasai SSRA. Mengapa harus SSRA, karena SSRA bukan sekadar baca cepat, tapi juga benar, efektif dan efisien, serta siswa mampu memahami, mengingat dan mempresentasikan buku yang dibaca. Dengan SSRA siswa mampu membaca 1 buku dalam 1-2 jam, atau membaca 1 hari 6 buku.
  5. Kompetisi. Setelah dilakukan ke 4 langkah di atas, setiap sekolah diharapkan mampu melakukan reward & punishment dalam bentuk kompetisi, antar kelas, antar kabupaten, propinsi, dan nasional. 
  6. Evaluasi. Alfateta akan memonitoring agar target 1000% (12 buku per tahun) atau kecepatan minimal 300 kpm sampai 1000 kpm tercapai. Hasilnya kan dilaporkan Alfateta kepada kepala komunitas, masyarakat, pemerintah, dan orang tua, atau sponsor/dermawan jika mensoponsori target ini. 

Kita Hanya 3 Pilihan. Pilihan Terakhir, Harus Anda Ambil:

Anda sebagai orangtua , tidak bisa diam saja.  Anda hanya punya 3 pilihan

  • Menunggu kebijakan pemerintah. Seharusnya meningkatkan minat dan kecepatan membaca sampai 1000% ini tanggung jawab pemerintah. Namun dari pengalaman kami menyurati Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo, tampaknya pemerintah tidak ada minat untuk meningkatkan minat dan kecepatan membaca dengan strategi SSRA Ini. Jadi jangan pernah berharap, pemerintah akan memberikan pelatihan ini di sekolah, apalagi mewajibkannya. Terbukti, walau kita sudah gonta ganti menteri pendidikan dan presiden, Indonesia tetap saja jadi negara paling malas baca di dunia, termasuk mutu pendidikannya. 
  • Menunggu sekolah memberikan pelatihan SSRA. Sepertinya karena pemerintah juga tidak peduli, sekolah pun sulit kita harapkan. Silakan lakukan asesmen di sekolah SMP dan SMA, berapa kecepatan membaca mereka. Hasilnya kami yakini sangat memprihatinkan. Karena itu orangtua tidak bisa berharap sekolah paling pavorit pun akan mampu meningkatkan miinat baca dan budaya literasi  siswanya. 
  • Orangtua harus Mengambil Peran. Karena pemerintah dan sekolah tidak bisa diharapkan, tidak ada cara lain, kecuali orangtua harus mengambil tanggung jawab demi masa depan anak-anak mereka.  Jika kami tidak memungkinkan mengadakan pelatihan offline ataupun online, baik untuk umum maupun privat.  

Pelatihan Diselenggarakan Offline/Online

Offline

  1. Public Training.  Pelatihan diselenggarakan jika ada peserta lebih dari 10 orang. Pelatihan dilakukan di hotel atau kantor Alfateta. Biaya penyelenggaraan di hotel dan di kantor Alfateta tentu berbeda. Di kantor Alfateta Rp 600.000/orang. Di hotel Rp 1,2 juta per orang. Minimal peserta 5 orang.  
  2. Inhouse Training. Pelatihan diselenggarakan atas permintaan lembaga pendidikan atau perusahaan atau lembaga swadaya masyarakat.  Biaya pelatihan ini Rp 2,5 juta per jam untuk pelajar dan Rp 3 juta per jam untuk umum. Untuk SD 3 jam, SMP 4  jam, SMA 6 jam,  Dengan Inhouse training, biaya per siswa hanya Rp 100.000 – Rp 200.000/siswa. Untuk guru dan karyawan minimal 7 jam.  Jumlah peserta tidak dibatasi. Tempat pelatihan ditentukan pengundang dan menjadi biaya pengundang. Biaya pelatihan offline public baca cepat paling rendah Rp 1,5 juta paling tinggi 4,9 juta/orang.
  3. Privat Training. Pelatihan diselenggarakan atas permintaan 1 atau 2 orang. Biaya pelatihan Rp 5 juta 1 orang. Jika 2-3 orang Rp 6 juta.  Tempat penyelenggaan hotel atau rumah pengundang.
  4. Biaya Semi Private Training. Pelatihan untuk 5-10 orang adalah Rp 8 juta.  Tempat penyelenggaraan hotel. 

Online

  1. Via Zoom Umum.  Pelatihan diselenggarakan dengan menggunakan zoom meeting atau google meet. Biaya pelatihan biasanya berkisar Rp 300.000/orang.  
  2. Video. Pelatihan diselenggarakan dengan menggunakan video. Pelajar belajar secara mendiri, mengikuti tahap demi tahap instruksi dan modul belajar yang sudah disiapkan. Biaya pelatihan ada di LMS Alfateta atau pihak lain.  Biaya pelatihan sekitar Rp 200.000 per orang untuk semua tingkatan. 
  3. Offline + Video. Selain menggunakan video atau zoom, ada pelatih yang akan mendampingi. Mereka bertugas membimbing tugs,  menjawab pertanyaan yang diajukan. Video dapat diganti zoom.  Pelatihan ini dilakukan apabila sekolah menghendaki pelatih  utama hadir melalui zoom maupun video. Namun untuk membimbing di lokasi diperlukan pelatih. Biaya pelatihan tergantung kesepakatan.
  4. Ebook. Pelatihan dilakukan secara tertulis melalui ebook. 

Pembiayaan

Sebenarnya biaya ini bisa diusahakan jika ada kemauan. Masalahnya kita memang tidak ingin atau tidak berminat meningkatkan minat baca dan budaya literasi kita. Kalau ada kemauan, dana bisa dicari dari mana saja. Beberapa kepala sekolah yang mengetahui kegiatan ini baik, dapat mengatasi pembiayaan ini dengan cepat. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Tidak satu jalan ke roma kata pribahasa. 

Biaya Pemerintah

Seharusnya daripada digunakan Rakor atau Raker Cara Mengingkatkan MInat Baca, tapi minta baca tidak pernah naik, dana peningkatan minat baca dan budaya literasi itu dapat dialokasikan ke pelatihan SSRA. Hasilnya jelas.

Biaya Sekolah

Sebenarnya salah satu alokasi dana BOS adalah untuk literasi. Tapi tidak pernah dialokasikan untuk literasi. Kalau pun ada untuk beli buku. Untuk apa beli buku, jika siswa tidak mengerti cara membaca buku. Perpustakaan digital kini juga ada.

Dana CSR

Sekolah bisa meminta bantuan dana CSR untuk kegiatan ini. Atau CSR dapat mengubah alokasi dana untuk beasiswa menjadi pelatihan SSRA. Beasiswa per anak setahun Rp 12 juta. Ini bisa dijadikan biaya untuk melatih 100 siswa.

Donatur/Dermawan

Banyak orangtua yang mampu sebenarnya membiayai pelatihan untuk 1 sekolah. Halini jadi kebanggaan sendiri. Ini hanya perlu pendekatan kepala sekolah kepada anak, dan anak kepada orangtuanya yang mampu untuk membantu pengadaan pelatihan ini.

Pemerintah Daerah

Pengadaan pelatihan SSRA ini bisa tidak perlu begantung pada pemerintah pusat. Yahukomo Papua misalnya pernah mengundang kami atas biaya pemerintah daerah setempat. Hal ini bisa dilakukan oleh pemda lainnya.

Sponsorship

Bekerjasama dengan OSIS, sponsor dapat memberikan biaya penyelenggaraan pelatihan ini. Alfaeta dapat membantu penulisan proposal untuk CSR atau sponsorship agar bersedia membiayai pelatihan ini. Asal siswa mau saja.

Yang harus disiapkan!

Peralatan Tulis

  • Buku bacaan (bukan novel)
  • Kertas kosong atau buku gambar
  • Alat tulis: pensil, pulpen, penghapus
  • Spindol minimal 3 warna
  • Text Liner (pewarna kata penting)
  • HP

Buku Bacaan

  • Tebal antara 50 sd 200 halaman
  • Buku yang ingin dibaca dan mendesak
  • Memiliki cover, daftar isi, pengantar, bab, sub bab, sinopsis
  • Minim gambar
  • Bukan buku novel atau karya fiksi

FOTO PELATIHAN SSRA

Piminan dan Staf Bank Indonesia Lhokseumawe

CONTOH REKAPITULASI PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA SETELAH PELATIHAN

Kami Tertarik Mohon Info

VIDEO TENTANG PARAHNYA PENDIDIKAN KITA

INDONESIA DARURAT LITERASI!

KUMPULAN BROSUR UNTUK DIPRINT SESUAI PERUNTUKAN

BROSUR PDF ISI LENGKAP (PENGANTAR, SD, SMP, SMA, GURU)

BUTUH PROPOSAL SSRA?

Apa Kata Mereka?

Saya baru mengikuti mind mapping saja, belum baca cepat. Begitu saya terapkan, saya langsung menjadi juara kelas.
Silvy
Siswa di Bengkalis
Sebelumnya saya membaca 1 minggu 1 buku, kini saya bisa membaca sangat cepat, 1 hari 1 buku.
DR. H. Hamidi
Dosen di NTB
Kami menyarankan semua sekolah mempelajari SSRA ini, untuk meningkatkan indeks literasi kita yang saat ini rendah.
Endang
Kepala Arpus Semarang
Anak saya tadinya pemalu. Setelah belajar SSRA, mereka kini didaulat presentasi buku yang dibacanya setiap pelajaran literasi.
dr. Lily
Ka Puskeswmas Tambun
Saya tadinya malas baca. Saya kaget, setelah ikut SSRA bisa baca 300 hal hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.
Nuzulia
TU SMP 44 Bekasi
Setelah ikut SSRA, saya ingin anak saya bapak latih secara privat, mind map, mind power, super memory, motivasi, dll
Aswnawati
Direktur SDM

Masih belum yakin Mampu Meningkatkan Literasi Siswa?

Undang kami melakukan presentasi gratis. Jika di luar Jabodetabek bisa dilakukan via zoom

PROGRAM INI COCOK UNTUK

PERHATIAN!!!!

Menunda adalah kebiasaan buruk yang sudah menjadi budaya di Indonesia. Anda tahu pasti, apa yang akan terjadi jika siswa, guru, karyawan anggota organisasi Anda mampu membaca 12, 52, atau 200 buku setahun. Mereka tak terkalahkan!

DOWNLOAD DI SINI

VIDEO TENTANG SSRA

PROGRAM CSR

Banyak sekolah yang gagal meningkatkan minat baca dan budaya literasinya. Setelah ditelusuri akhirnya mereka mengaku, angkat tangan meningkatkan budaya baca karena tidak ada anggaran. Ini sulit dipahami karena dana literasi ada. Sekolah lebih memilih memungut jutaan rupiah untuk pikinik daripada swadana puluhan ribu saja untuk meningkatkan budaya literasi. 

Jika sudah demikian, masih adakah jalan keluar memberdayakan literasi kita? Kita mungkin masih bisa berharap sedikit jika ada kesadaran dan komitmen guru untuk meningkatkan minimal 1 literasi saja. Jika pemerintah bahkan melalui dunia pendidikan, sudah tidak bisa diharapkan, maka kita masih punya sedikit harapan yakni meminta bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dan donatur yang punya kepedulian terhadap masa depan generasi muda kita. 

Berikut ini adalah proposal CSR. Jika Anda donatur peduli literasi, CSR, dilakan download proposal ini. Jika Anda Event Organizer atau Marketing, silakan download dan bagikan proposal ini secara resmi ke pejabat CSR dan donatur. oh ya bisa juga diberikan kepada anggota DPR yang memiliki dana aspirasi, calon bupati, gubernur, atau pejabat daerah yang mau menjadikan program Literasi sebagai bagian dari program andalan pemenangannya. 

Untuk permintaan proposal CSR silakan klik tombol, Anda akan terarah ke no HP Bambang Prakuso CEO Alfateta. Perkenalkan nama Anda, jabatan dan domisili. Kita bicarakan rencana mencerdaskan kehidupan bangsa. 

TESTIMONI TENTANG PELATIHAN ALFATETA

Alfateta menerima banyak testimoni baik tertulis maupun tidak tertulis. Jumlahnya ada ratusan. Hanya sebagian kecil saja yang bisa kami muat.Hanya yang mewakili saja.

4.8

5/5

2,345 Rating

Pelatihan di Alfateta telah banyak mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan saya,. dulu saya sangat susah berkomunikasi dgn org lain, namun sekarang sy dpt memberikan materi pelathan dan seminar di depan umum, terima kasih Alfateta - terima kasih Coach Bambang Prakuso"
Priahken Bangun
Pengusaha
Alfateta mengenalkan saya kepada penemuan batin yg tenang dan hidup lebih creatif. Salah satu pelatihannya: Psikotransmiter (komunikasi bawah sadar) pikiran manusia terhubung satu sama lain. Masuk akal jika kita mampu mempengaruhi pikiran manusia dari jarak jauh (mind to mind communication)
Indah Morgan
WN Hongkong
Saya mahsiswa di Bengkalis. Saya ikut pelatihan mind power ketika saya masih SMA. Setelah belajar ilmu mind power, saya berubah drastis. . Banyak perubahan. Saya selalu berpikir positif, sehingga terus lebih baik dan produktif. Saya percaya kata pak Bambang, "Tidak ada masalah, yang ada hanya peluang"
Sylviana
Mahasiswa
Setelah mengikuti pelatihan ini, saya yang tadinya suka emosian dan suka menunda berhasil menghilangkan kebiasaan buruk saya itu. Saya menyadari, semua itu karena saya salah menggunakan pikiran saya. Di Alfateta saya mendapatkan latihan bagaimana memberdayakan pikiran.Baik atau jahat dimulai dari pikiran.
Weng Suwarna
Wirausahawan
aya pernah jadi EO Alfateta di Sintang. Hasilnya sangat positif bagi pemuda di daerah. Pelatihan Alfateta cocok untuk untuk atasi masalah bangsa. Seharusnya pelatihan ini masuk dalam kurikukum sekolah. Saya salut, pada pak Bambang yg peduli dan konsisten melatih pikiran bangsa ini tanpa melihat imbalan.
Wawan Setiawan
Wirausahawan-Sintang
Saya pernah menjadi Event Organizer seminar Pak Bambang di sebuah Sekolah. Saya terkejut karena hasilnya tidak disangka. Saya dapat bagi hasil Rp 20 juta. Guru yang ikut pelatihan 250 orang. Biaya @ Rp 200.000. Total bersih penerimaan Rp 40 juta. Saya dapat rp 20 juta bersih. Ayo tawarkan pelatihan Alfateta.
Linda S
Event Organizer

FAQ (TANYA JAWAB)

Apakah SSRA

SSRA singkatan Super Speed Reading Alfateta. SSRA bukan sekadar pelatihan baca cepat, tapi juga memberikan garansi kepada siswa mampu meningkatkan minat dan kecepatan membacanya sampai 1000% dengan syarat. Syarat yang kami inginkan adalah sekolah mengikuti syarat wajib baca terukur, kompetisi, penguasaan baca cepat, dan berkomitment membantu Alfateta menugaskan siswa, sebagai perpanjangan tangan kami di sekolah.

Apakah ada jaminan kerberhasilan?

Untuk peserta perorangan, jaminan ada pada peserta sendiri. Karena kami tidak dapat memonitoring, menugaskan, atau mengukur peningkatan membaca peserta perorangan. Tetapi bila komunitas, seperti sekolah, sepanjang guru dan sekolah berkomitmen kami dapat memberikan jaminan. Pengertian 1000% adalah 10 kali lipat dari indeks sebelum pelatihan. Misal dari 0 buku jadi 10 buku. 

Apakah Garansi yang dimaksud?

Setiap kemampuan peserta berbeda. Ada yang cepat menangkap, ada yang lambat. Karena itu, Alfateta memandang tidak cukup hanya sekedar pelatihaan sesaat, tetapi pihak sekolah dan Alfateta harus bekerjasama menugaskan, mengukur, memantau, mendampingi, sampai melaporkan hasil yang diperoleh siswa setelah ikut pelatihan SSRA.

Alfateta memberikan 2 alternatif, apakah sekolah cukup dengan sekali pelatihan, atau sekolah ingin kami melakukan pendampingan sampai kemampuan dan minat baca siswa naik secara drastis. Semua berpulang pada sekolah.

Bagaimana syarat garansi?

Garansi hanya berlaku jika pimpinan komunitas dapat bekerjasama dengan Alfateta untuk mendisiplinkan anggotanya. Seperti mengerjakan tugas, membuat mind mapping, presentasi, mengitikui secara aktif grup WA. Dan siswa wajib mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir tanpa ada yang tertinggal.  Guru bertugas menugaskan siswa membaca, siswa bertugas melaksanakan tugas, dan mengukur perkembangan minat bacanya, Sedangkan Alfateta melakukan pendampingan, monitoring dan pelaporan kepada sekolah, orangtua, dan dinas pendidikan masing-masing.

Bagaimana cara mengukur peningkatan minat baca?

Ada 3 yang diukur dari peningkatan minat dan kecepatan membaca. Pertama, jumlah buku yang dibaca siswa, target kami naik dari 0 buku/tahun sampai minimal 10 buku/tahun. Kecepatan membaca minimal naik mencapai minimal 450 kpm. Jumlah kunjungan perpustakaan naik dari 1-2 kali kunjungan menjadi minimal 10 kunjungan.

Apakah Alfateta hanya menyelenggarakan SSRA?

Ada 50 judul pelatihan, di antaranya untuk pelajar Cara Raih Nilai A, Mind Mapping, Super Memory, Super Speed Reading, Creative Writing, Studentpreneur, Kiat Melamar Kerja. Untuk perusahaan ada pelatihan change mindset, revolusi karier, hypnotic selling dan Psikotransmiter. Untuk umum ada rahasia dapat modal tanpa jaminan, mind power for healing, dll. Lihat video di atas.

Siapa yang Dapat Mengikuti Pelatihan Alfateta?

Pelatihan Alfateta telah diikuti pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, guru, dan dosen. Juga para karyawan, ASN, aparat negara, ormas, LSM, organisasi profesional, juga para anak jalanan, fakir miskin, korban bencana alam.

Bagaimana cara mengikuti pelatihan Alfateta

Anda bisa mengikuti public seminar yang diselenggarakan oleh EO Alfateta. Anda juga dapat menyelenggarakan sendiri di kantor atau di sekolah Anda. Ini disebut inhouse training. Jika Anda di daerah, Anda bisa mengikuti pelatihan kelas jauh (melalui media sosial, email, atau webinar).

Bagaimana jika sekolah atau perusahaan kami berminat?

Silakan hubungi orang yang memperkenalkan pelatihan SSRA ini. Silakan diatur waktu penyelenggaraan dan disepakati biayanya. Untuk pelatihan berdurasi panjang, Pelatih utama yang akan memberikan pelatihan, namun untuk pelatihan berdurasi pendek, akan dilakukan team pelatih kami yang ada di daerah masing-masing, jika sudah ada perwakilan. Jika belum tetap akan dilakukan oleh team pelatih dari pusat. Untuk daerah jabodetabek, kami akan memberikan pelatihan langsung, sedangkan di luar Jabodetabek kami akan menggunakan zoom, kecuali bila pihak penyelenggara menanggung biaya akomodasi dan perjalanan kami PP.

Bolehkah saya memasarkan pelatihan Alfateta?

Sangat boleh. Caranya gampang. Anda dapat bergabung bersama kami menjadi master affiliate, marketing executive, event organizer, perwakilan, trainer. Untuk jelasnya mengenai ini dapat dibuka di www.alfateta.id/peluang. Jika Anda pengguna pelatihan, tapi juga ingin menjadi marketing, maka Anda diwajibkan menghubungi orang yang mengenalkan ini, kemudian mendaftar sebagai member www.mitra-alfateta.xyz/username (orang yang kenalkan).

Berapa banyak pelatih di Alfateta, bagaimana jika seluruh sekolah di Indonesia berminat?

Alfateta memiliki dua jenis pelatihan, Inhouse training dan public.public training. Public training, kami mengundang para siswa,  dan tentunya biayanya besar karena memperhitungkan biaya konsumsi dan akomodasi. Untuk biaya yang terjangkau,  pelatihan ini  disarankan sebagai in house training , yakni kami diundang untuk memberikan pelatihan. Jika sekolah memiliki aula yang besar pelatihan bisa dilakukan 1 kali saja dalam 1 kali saja sehari. Jika sekolah tidak punya aula,  maka kami akan menciptakan trainer di daerah masing-masing, untuk memberikan training secara berkala, misalnya dalam 5 atau 6 kali pertemuan barulah pelatihan selesai.

Bisakah Kami Menjadi Trainer?

Bisa banget,  asal memenuhi syarat, pertama  tentu memiliki minat dan idealisme yang tinggi untuk meningkatkan minat baca. Bersedia mengeluarkan biaya untuk mengikuti training, TFT (training for trainer), kemudian mengikuti ujian, mendapatkan sertifikasi,  dan lisensi. Trainer wajib membeli buku panduan belajar yang dibagikan kepada peserta minimal 100 buku @ Rp 40.000 tingkat daswar, dan 60.000 tingkat madya dan mahir. Dengan membeli buku dari Alfateta, semua hasil penjualan buku milik trainer, karena saat membeli 100 buku, hak royalti telah dibayar. 

Kami Ingin Dijadwalkan Di Sekolah Kami

Sampai Jumpa pada Presentasi

SANYO DIGITAL CAMERA

Bambang Prakuso, BA, SSR, MPA

Bambang Prakuso adalah seorang trainer sejak tahun 1987 di bidang ilmu komunikasi. Kemudian dia mengembangkan pelatihan mind power  untuk pemberdayaan pikiran dan revolusi mental.Sampai dengan tahun 2024 ia telah melatih puluhan ribu di bidang pemberdayaan pikiran, komunikasi, dan kewirausahaan. Tahun 2016 dia fokus pada pelatihan SSRA (Super Speed Reading Alfateta),  karena prihatin melihat kondisi bangsa kita sebagai bangsa paling malas baca di dunia, walau kita swudah gonta ganti kurikulum, menteri pendidikan dan presiden. Bambang Prakuso memiliki rekam jejak sebagai seorang wartawan,  public relations, marketing event organizer dan kini trainer SSRA. Dia telah menulis 38 judul buku. Selain SSRA, dia juga memberikan pelatihan SSWA (Super Speed Writing Alfateta), teknik penulisan cepat. Mampu menulis ebook hanya dalam waktu 2 jam dan memasarkannya ke dunia internasional
Scroll to Top